Mungkin engkau tak pernah, dan takkan pernah tahu.
Apapun yang redup, dan pernah terbit, dalam mataku ketika cahayamu, menyilaukanku.
Namun biarlah sunyi menjelma saksi, sebab tiada sepatah kata pun yang akan kau dengar, dari bibirku, mulai hari ini..
Aku memang terlalu naif, untuk mengatakan bahwa aku membutuhkan mu.
Tapi jauh yang terhempas dari mimpi, adalah ketika kau berbicara pada hatimu yang kelabu. Tidakkah kau dengar, demi sebuah kepercayaan, yang runtuh dalam jemariku?
Ada yang mencinta tanpa pernah dicinta, ada pula yang dicinta tanpa pernah mencinta.
Hanya karena itu aku dan hati manusiaku tenggelam.
bahkan tak pernah bisa menemukan celah untuk keluar dan pulang membawa segenggam saja, cinta untuk kutanam.
Engkau kian jauh, dan semakin jauh ketika nafasku menghampirimu.
Apakah pertemuan kita hanya suatu kebetulan?
hari ini kutulis sebuah puisi. dari gelapnya matahari.
Aku yakin kata demi kata yang kurangkai, takkan pernah menjadi harap, atau sebuah kenangan yang mampu kau ingat. Tapi kelak menjadi sebuah janji, dan hari ini aku siap tuk melihatmu pergi,
walau dengan rasa perih..
Mungkin seiring doa, waktu kan membawamu menuju masa yang kau mau.
Dan mungkin tiada lagi aku disana, seperti apa yang pernah kuharapkan.
Biar saja diamku terbenam, meski aku harus berpura-pura melihatmu bahagia, pada awalnya.
Di akhir senja ku
by:Dd
Aku memang terlalu naif, untuk mengatakan bahwa aku membutuhkan mu.
Ada yang mencinta tanpa pernah dicinta, ada pula yang dicinta tanpa pernah mencinta.
Apakah pertemuan kita hanya suatu kebetulan?
hari ini kutulis sebuah puisi. dari gelapnya matahari.
walau dengan rasa perih..
Mungkin seiring doa, waktu kan membawamu menuju masa yang kau mau.
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah berkunjung ke blog kami :)